Untuk mengawali usaha berternak
sapi pedaging, mengenal lebih jauh jenis sapi pedaging yang akan kita
ternak itu sangat diperlukan. Pengenalan jenis sapi pedaging merupakan
faktor yang sangat penting untuk diketahui sebelum faktor-faktor lain.
Peningkatan produksi dan mutu sangat dipengaruhi oleh jenis sapi
pedaging. Pada kesempatan ini saya akan sedikit berbagi tentang
jenis-jenis sapi yang biasa digunakan untuk membuat usaha peternakan
penggemukan sapi pedaging.
A. Sapi Fries Hostein (FH)
Sapi
yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu ini diintroduksi
dari negara Beanda. Memiliki corak warna belang hitam dan putih dengan
ciri khas warna hitam berbentuk segi tiga pada dahi. Sapi yang tidak
memiliki punuk ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi,
sehingga sapai-sapi jenis FH yang berkelamin jantan sering dipelihara
untuk digemukan dan dijadikan sapi potong. Penyebaran sapi jenis ini
sangat merata hampir disemua tempat dipulau jawa. Malah, dibeberapa
tempat sapi jenis FH ini disilangkan dengan sapi jawa asli dengan pola
grading up dan menghasilkan jenis sapi PFH (Pernakan Dries Holstein).
Pertumbuhan sapi jantan FH bisa mencapai 1,1 kg per hari.
![]() |
Sapi Fries Hostein (FH) |
B. Sapi Ongole
Sapi
ongole merupakan keturunan dari sapi zabu dari india. Memiliki warna
kulit yang dominan putih dengan sedikit warna hitam pada bagian tubuh,
memiliki gelambir di bagian leher dan berpunuk. Sapi ongole ini
diintroduksi oleh pemerintah kolonial belanda pada awal abad ke-19 yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Sifat sapi ongole
yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru menyebabkan sapi ini mampu
tumbuh secara murni di pulau sumba, sehinga memiliki nama lokal SO
(Sumba Ongole). Persilangan antara sapi jawa asli (madura) dan sapi
ongole secara grading up dapat enghasilkan sapi jenis PO (Peranakan
Ongole). Pada saat ini, penyebaran sapi PO sudah merata disemua tempat
di pulau jawa, sapi PO memiliki ciri yang sama dengan sapi ongole, namun
sedikit memiliki perbedaan, yaitu dalam kemampuan produksinya yang
sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan sapi ongole asli.
![]() |
Sapi Ongole |
C. Sapi Madura
Sapi
ini merupakan hasil perkawinan silang antara sapi jenis Bos Sondaicus
dan Bos Indicus yang tumbuh dan berkembang di Madura. Sapi yang memiliki
punuk ini, dikenal sebagai sapi asli jawa dengan warna ciri khas
meiliki warna kuning sampai warna merah bata, dan terkadang terdapat
warna putih pada moncong, ekor, dan kaki bawah. Warna hitam juga
terdapat pada telinga dan bulu ekor. Di Indonesia, populasi jenis sapi
ini sudah lebih dari 12 %, akan tetapi penyebarannya hanya diwilayah
tertentu, tidak seperti sapi Bali yang penyebarannya hampir merata di
seluruh pulau jawa. Dan pada saat ini, sapi Madura dilaporkan telah
mengalami erosi genetis, sehingga penampilan produksi yang diukur dari
pertambahan berat badan dari tahun ke tahun terus mengalami kemunduran.
Hal ini diperkirakan karena perkawinan sedarah antar jenis sapi ini,
jika dibandingkan dengan jenis sapi Bali daya reproduksi dan pertambaan
berat badan sapi Madura lebih rendah.
![]() |
Sapi Madura |
D. Sapi Bali
Sapi
Bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi.
Populasi pertumbuhan jenis sapi Bali sampai saat ini mencapai 35% dari
semua jenis sapi pedaging yang ada di Indonesia. Penyebaran jenis sapi
ini telah meluas di seluruh Indonesia, walaupun masih tetap
terkonsentrasi di Pulau Bali. Sampai saat ini, kemurnian genetis dari
sapi Bali masih terjaga, dikarenakan adanya undang-undang yang mengatur
masuknya jenis sapi lain ke Pulau Bali. Asal-usul sapi Bali adalah
Banteng jenis (Bos sondaicus) yang telah mengalami proses penjinakan
atau domestikasi selama bertahun-tahun. Proses domestikasi yang
dilakukan selama bertahun-tahun inilah yang menyebabkan jenis sapi Bali
memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan asal-usulnya
yaitu banteng. Pertumbuhan reproduksi sapi Bali merupakan kemampuan yang
terbaik jika dibandingkan dengan kemampuan reproduksi sapi-sapi lokal.
Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, pertambahan berat badan sapi
Bali bisa mencapai 0,7 kg/hari. Keunggulan lain dari sapi Bali adalah,
mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dimana saja mereka berada.
![]() |
Sapi Bali |
E. Sapi Brahman
Sapi
Brahman merupakan sapi yang berasal dari India merupakan keturunan dari
sapi zebu (Bos Indicus). Di Amerika serikat, sapi jenis ini berkembang
sangat pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang
terkontrol, sehingga penamilan beberapa parameter produksinya melebihi
penampilan produksi di negeri asalnya. Sapi ini kemudian di ekspor ke
Australia dan disilangkan dengan sapi asal Eropa. Sistem pembibitan sapi
yang sudah tercatat menyebabkan para produsen dan importir bibit dapat
menentukan persentase darah sapi brahman yang dijualnya. Dari Australia
inilah didapat sapi-sapi bakalan jenis brahman yang dipelihara untuk
digemukan di indonesia. Keturunan sapi Brahman ini memiliki nama ABC
(Australian Brahman Cross) yang bisa dilengkapi sertifikat untuk
menunjukan persentase genetis sapi Brahman.
![]() | ||
Sapi Brahman |
Sapi
Jenis ini merupakan sapi potong dengan pertumbuhan diatas rata-rata,
sapi keturunaan Bos Taurus ini adalah banteng yang berhasil dijinakan
dan dikembangbiakan di Negara Prancis. Pertama kali di temukan di kota
Limousin di daerah Lascaux cave, Prancis maka sapi ini memiliki nama
berasal dari kota asalnya Limousin, Prancis. Sapi Limousin memiliki
tinggi 1,5 meter, dengan berat jantan mampu mencapai sekitar 1100 kg dan
betina 580 kg, sapi ini memiliki ciri-ciri bulu yang sangat tebal yang
menutupi seluruh tubuhnya berwarna mulai dari kuning sampai merah
keemasan dan tanduk berwarna cerah. Di daerah asalnya, sapi ini
digunakan untuk membantu para petani, karen kekuatan dan kecepatannya,
sapi ini mampu mengolah tanah dengan baik.
![]() |
Sapi Limousin |
Hampir
mirip dengan sapi Limousin, sapi Simmental juga keturunan dari jenis
Bos Taurus, yang merupakan jenis banteng dari Negeri Eropa yang
dijinakan. Sapi ini merupakan hasil perkawinan silang antara sapi jerman
yang besar dengan sapi swiss yang lebih kecil. Sapi Simmental ditemukan
pertama kali di daerah asalnya Lembah Simme, wilayah Oberland Berner,
Swiss. Di negara Jerman dan Austria sapi ini dikenal dengan nama
Fleckvieh, sedangkan di Prancis sapi ini bernama Pie Rouge. Sapi
Simmental merupakan jenis sapi perah dan sapi pedaging, memiliki
ciri-ciri warna kulit kuning keemasan, putih, dan merata diseluruh
tubuh. Sedangkan di Amerika sapi ini memiliki warna dominan merah dan
hitam. Kulit kepala berwarna putih pada bagian atasnya dengan berat
sekor jantam mampu mencapai 1150 kg dan betina sekitar 800 kg sapi ini
termasuk sapi jenis unggul untuk jenis sapi pedaging.
![]() |
Sapi Simmental |
Terima Kasih, semoga artikel ini dapat bermanfaat...
Referensi dari :
Buku Usaha Penggemukan Sapi Pedaging
Secara Intensif
Pengarang : drh. Rukmana
Penerbit : Titian Ilmu
Alamat : Jl. Ibrahim Adjie (Kiaracondong) No.
437 Bandung
Edisi Pertama : Tahun 2009