Mengenal Sapi Pedaging

by Unknown , at 15.58 , has 0 komentar
Untuk mengawali usaha berternak sapi pedaging, mengenal lebih jauh jenis sapi pedaging yang akan kita ternak itu sangat diperlukan. Pengenalan jenis sapi pedaging merupakan faktor yang sangat penting untuk diketahui sebelum faktor-faktor lain. Peningkatan produksi dan mutu sangat dipengaruhi oleh jenis sapi pedaging. Pada kesempatan ini saya akan sedikit berbagi tentang jenis-jenis sapi yang biasa digunakan untuk membuat usaha peternakan penggemukan sapi pedaging. 

A. Sapi Fries Hostein (FH) 
Sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu ini diintroduksi dari negara Beanda. Memiliki corak warna belang hitam dan putih dengan ciri khas warna hitam berbentuk segi tiga pada dahi. Sapi yang tidak memiliki punuk ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga sapai-sapi jenis FH yang berkelamin jantan sering dipelihara untuk digemukan dan dijadikan sapi potong. Penyebaran sapi jenis ini sangat merata hampir disemua tempat dipulau jawa. Malah, dibeberapa tempat sapi jenis FH ini disilangkan dengan sapi jawa asli dengan pola grading up dan menghasilkan jenis sapi PFH (Pernakan Dries Holstein). Pertumbuhan sapi jantan FH bisa mencapai 1,1 kg per hari. 

Sapi Fries Hostein (FH)

B. Sapi Ongole 
Sapi ongole merupakan keturunan dari sapi zabu dari india. Memiliki warna kulit yang dominan putih dengan sedikit warna hitam pada bagian tubuh, memiliki gelambir di bagian leher dan berpunuk. Sapi ongole ini diintroduksi oleh pemerintah kolonial belanda pada awal abad ke-19 yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Sifat sapi ongole yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru menyebabkan sapi ini mampu tumbuh secara murni di pulau sumba, sehinga memiliki nama lokal SO (Sumba Ongole). Persilangan antara sapi jawa asli (madura) dan sapi ongole secara grading up dapat enghasilkan sapi jenis PO (Peranakan Ongole). Pada saat ini, penyebaran sapi PO sudah merata disemua tempat di pulau jawa, sapi PO memiliki ciri yang sama dengan sapi ongole, namun sedikit memiliki perbedaan, yaitu dalam kemampuan produksinya yang sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan sapi ongole asli. 

Sapi Ongole

C. Sapi Madura 
Sapi ini merupakan hasil perkawinan silang antara sapi jenis Bos Sondaicus dan Bos Indicus yang tumbuh dan berkembang di Madura. Sapi yang memiliki punuk ini, dikenal sebagai sapi asli jawa dengan warna ciri khas meiliki warna kuning sampai warna merah bata, dan terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor, dan kaki bawah. Warna hitam juga terdapat pada telinga dan bulu ekor. Di Indonesia, populasi jenis sapi ini sudah lebih dari 12 %, akan tetapi penyebarannya hanya diwilayah tertentu, tidak seperti sapi Bali yang penyebarannya hampir merata di seluruh pulau jawa. Dan pada saat ini, sapi Madura dilaporkan telah mengalami erosi genetis, sehingga penampilan produksi yang diukur dari pertambahan berat badan dari tahun ke tahun terus mengalami kemunduran. Hal ini diperkirakan karena perkawinan sedarah antar jenis sapi ini, jika dibandingkan dengan jenis sapi Bali daya reproduksi dan pertambaan berat badan sapi Madura lebih rendah. 
Sapi Madura

D. Sapi Bali 
Sapi Bali merupakan sapi lokal dengan penampilan produksi yang cukup tinggi. Populasi pertumbuhan jenis sapi Bali sampai saat ini mencapai 35% dari semua jenis sapi pedaging yang ada di Indonesia. Penyebaran jenis sapi ini telah meluas di seluruh Indonesia, walaupun masih tetap terkonsentrasi di Pulau Bali. Sampai saat ini, kemurnian genetis dari sapi Bali masih terjaga, dikarenakan adanya undang-undang yang mengatur masuknya jenis sapi lain ke Pulau Bali. Asal-usul sapi Bali adalah Banteng jenis (Bos sondaicus) yang telah mengalami proses penjinakan atau domestikasi selama bertahun-tahun. Proses domestikasi yang dilakukan selama bertahun-tahun inilah yang menyebabkan jenis sapi Bali memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan asal-usulnya yaitu banteng. Pertumbuhan reproduksi sapi Bali merupakan kemampuan yang terbaik jika dibandingkan dengan kemampuan reproduksi sapi-sapi lokal. Dengan manajemen pemeliharaan yang baik, pertambahan berat badan sapi Bali bisa mencapai 0,7 kg/hari. Keunggulan lain dari sapi Bali adalah, mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dimana saja mereka berada. 

Sapi Bali
E. Sapi Brahman 
Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India merupakan keturunan dari sapi zebu (Bos Indicus). Di Amerika serikat, sapi jenis ini berkembang sangat pesat karena pola pemeliharaan dan sistem perkawinan yang terkontrol, sehingga penamilan beberapa parameter produksinya melebihi penampilan produksi di negeri asalnya. Sapi ini kemudian di ekspor ke Australia dan disilangkan dengan sapi asal Eropa. Sistem pembibitan sapi yang sudah tercatat menyebabkan para produsen dan importir bibit dapat menentukan persentase darah sapi brahman yang dijualnya. Dari Australia inilah didapat sapi-sapi bakalan jenis brahman yang dipelihara untuk digemukan di indonesia. Keturunan sapi Brahman ini memiliki nama ABC (Australian Brahman Cross) yang bisa dilengkapi sertifikat untuk menunjukan persentase genetis sapi Brahman. 

 
Sapi Brahman


F. Sapi Limousin
Sapi Jenis ini merupakan sapi potong dengan pertumbuhan diatas rata-rata, sapi keturunaan Bos Taurus ini adalah banteng yang berhasil dijinakan dan dikembangbiakan di Negara Prancis. Pertama kali di temukan di kota Limousin di daerah Lascaux cave, Prancis maka sapi ini memiliki nama berasal dari kota asalnya Limousin, Prancis. Sapi Limousin memiliki tinggi 1,5 meter, dengan berat jantan mampu mencapai sekitar 1100 kg dan betina 580 kg, sapi ini memiliki ciri-ciri bulu yang sangat tebal yang menutupi seluruh tubuhnya berwarna mulai dari kuning sampai merah keemasan dan tanduk berwarna cerah. Di daerah asalnya, sapi ini digunakan untuk membantu para petani, karen kekuatan dan kecepatannya, sapi ini mampu mengolah tanah dengan baik. 
Sapi Limousin

G. Sapi Simmental 
Hampir mirip dengan sapi Limousin, sapi Simmental juga keturunan dari jenis Bos Taurus, yang merupakan jenis banteng dari Negeri Eropa yang dijinakan. Sapi ini merupakan hasil perkawinan silang antara sapi jerman yang besar dengan sapi swiss yang lebih kecil. Sapi Simmental ditemukan pertama kali di daerah asalnya Lembah Simme, wilayah Oberland Berner, Swiss. Di negara Jerman dan Austria sapi ini dikenal dengan nama Fleckvieh, sedangkan di Prancis sapi ini bernama Pie Rouge. Sapi Simmental merupakan jenis sapi perah dan sapi pedaging, memiliki ciri-ciri warna kulit kuning keemasan, putih, dan merata diseluruh tubuh. Sedangkan di Amerika sapi ini memiliki warna dominan merah dan hitam. Kulit kepala berwarna putih pada bagian atasnya dengan berat sekor jantam mampu mencapai 1150 kg dan betina sekitar 800 kg sapi ini termasuk sapi jenis unggul untuk jenis sapi pedaging. 

Sapi Simmental
Terima Kasih, semoga artikel ini dapat bermanfaat...

Referensi dari :

Buku Usaha Penggemukan Sapi Pedaging Secara Intensif

Pengarang    : drh. Rukmana
Penerbit        : Titian Ilmu
Alamat          : Jl. Ibrahim Adjie (Kiaracondong) No. 437 Bandung
Edisi Pertama  : Tahun 2009  
Mengenal Sapi Pedaging
About
Mengenal Sapi Pedaging - written by Unknown , published at 15.58 . And has 0 komentar
0 komentar Add a comment
Bck
Cancel Reply
Copyright ©2013 Berternak Rangrang Kroto by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger